Dehidrasi, Bahaya, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya

Dehidrasi, Berbahaya dan Mudah Menyerang

SUDAH banyak orang yang tahu apa itu dehidrasi. Toh, tetap saja yang terserang dehidrasi tidak sedikit. Padahal, sebenarnya dehidrasi bisa dicegah. Dan cara mencegahnya lebih mudah daripada mengobati.

ISTILAH dehidrasi sudah tidak asing lagi. Dehidrasi, yang berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk, ini bisa menyerang siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua. Hanya saja dehidrasi kerap dianggap sebagai masalah sepele.

Padahal, sebenarnya dehidrasi itu cukup berbahaya. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan). Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.

Menurut Dr Tanya TM Rotikan SpKO, jika dilihat dari perbandingan total kadar air dalam tubuh, sebenarnya yang paling rentan terkena dehidrasi adalah anak kecil dan orang tua. Soalnya, tubuh anak kecil banyak mengandung lemak, dan lemak hanya mengandung air lebih kurang 20 persen.

Sementara itu pada tubuh orang yang sudah tua, kadar air dalam tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh. Tapi, kalau dilihat dari perbandingan jenis kelamin, maka perempuanlah yang lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan dengan laki-laki. Penyebabnya sama seperti pada anak kecil, tubuh perempuan lebih banyak lemak daripada tubuh laki-laki.

Namun, jika dilihat dari perbandingan aktivitas, remajalah yang paling mudah terkena dehidrasi. Pasalnya, pada usia remaja umumnya kita lagi senang-senangnya melakukan berbagai kegiatan, hingga aktivitas fisik pun jadi meningkat drastis. Contohnya saja main basket setiap jam istirahat, mengejar-ngejar bus ketika mau berangkat dan pulang sekolah, traveling atau out bound begitu liburan sekolah tiba, melakukan extreme sport atau games bersama teman-teman di waktu senggang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini menguras tenaga dan juga cairan tubuh. Saat melakukan berbagai kegiatan itu kulit pasti banyak mengeluarkan keringat. Paru-paru pun banyak mengeluarkan uap melalui pernapasan.

Tanda dehidrasi

Lantaran dianggap sepele, tanda-tanda kemunculan dehidrasi kerap kali tak disadari. Gejala kalau kita kena dehidrasi ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering, sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Baru kalau sudah memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi (dehidrasi sedang), dan muncul tanda-tanda lain seperti tonus kulit jadi menurun (kalau kulit dicubit, kulit akan lama kembali ke bentuk semula alias tidak kenyal), dan berat badan menurun, kita menjadi lebih aware.

Kalau dehidrasi ini sudah sampai pada tingkat yang lebih berat, tanda-tanda yang muncul akan lebih banyak lagi. Yaitu mata menjadi cekung, kulit menjadi pucat, ujung-ujung jari menjadi dingin karena aliran darah ke kapiler-kapiler ini menjadi berkurang, warna kulit di ujung-ujung jari juga kadang jadi kebiru-biruan karena oksigen yang dibawa oleh aliran darah berkurang, dan denyut nadi melonjak dari cepat sekali menjadi super lambat. Sedangkan secara psikologis penderita juga jadi apatis dan kesadarannya perlahan-lahan menurun.

Selain perbedaan tanda-tanda dehidrasi tersebut, ada satu tanda dehidrasi yang berlaku umum (selalu muncul pada tingkat dehidrasi mana pun), yaitu pengurangan frekuensi dan volume urine serta perubahan warna air seni. Orang yang terkena dehidrasi selain jadi jarang kencing dan jumlahnya sedikit, warna air seninya juga jadi lebih pekat.

Untuk masalah perubahan warna air seni, semakin tinggi tingkat dehidrasinya, warna air seni akan semakin pekat. Penyebabnya, kalau dehidrasi tubuh secara otomatis akan menahan semua cairan, termasuk cairan yang mestinya dibuang seperti air seni. Semakin lama lama air seni itu ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya akan semakin banyak, hingga mengakibatkan warnanya menjadi keruh.

Yang perlu diingat, meski telah dibagi dengan spesifik tanda-tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya, tetapi pada kenyataannya ketika kita mengalami dehidrasi, tanda-tanda ini kerap muncul dalam waktu yang nyaris bersamaan. Tidak usah heran, karena dehidrasi memang merupakan gradasi. Jadi kalau sekarang kita sudah terkena dehidrasi ringan, lalu tidak cepat ditanggulangi, maka dalam beberapa saat saja dehidrasi yang kita alami akan langsung meningkat ke tingkat yang sedang hingga tingkat yang berat.

Pencegahan dehidrasi

Agar tidak terkena dehidrasi, cara pencegahan yang utama, menurut dokter Tanya adalah sering-sering minum, minimal lima belas menit sekali. Dan air yang diminum sebaiknya air putih biasa, bukan teh, kopi, atau minuman bersoda. Sebab, minuman-minuman ini mengandung kafein yang bersifat deuresis atau menambah frekuensi kencing. Kalau kencing terus kan cairan tubuh makin banyak yang hilang.

Selain itu juga jangan minum minuman yang terlalu manis. Karena kalau kita minum minuman yang terlalu manis akan merangsang keluarnya hormon insulin yang meningkatkan kadar gula darah. Kalau hal ini sampai terjadi, maka efeknya kita justru akan bertambah lemas. Lagi pula, kalau minum minuman yang manis-manis, kita tidak bisa minum banyak karena perut akan terasa kenyang. Sehingga meski sudah minum, jumlah cairan tubuh yang keluar tetap belum bisa tergantikan.

Cara pencegahan lain, kalau hendak beraktivitas di luar ruangan, kita juga harus memperhatikan pakaian yang dikenakan. Sebaiknya pakai pakaian yang menyerap keringat seperti pakaian yang terbuat dari katun. Soalnya, pakaian yang menyerap keringat sangat membantu mengurangi penguapan cairan tubuh.

“Kalau termasuk orang yang gemar berolahraga, supaya bermanfaat olahraga sebaiknya dilakukan tiga sampai lima kali seminggu saja, selama dua puluh menit sampai enam puluh menit. Kriteria ini terutama berlaku untuk remaja,” jelas dosen jurusan Kedokteran Olahraga FKUI ini.

“Sebab, kalau kurang dari tiga kali menjadi kurang bermanfaat untuk jantung dan paru-paru, tetapi lebih dari lima kali juga tidak baik. Itu namanya over training. Dan ini bahaya sekali. Kalau over training nafsu makan berkurang, enggak bisa tidur, dan badan sakit semua,” lanjut dokter Tanya.

Bagaimana kalau sudah telanjur terkena dehidrasi?

“Kalau dehidrasinya masih dalam tingkat ringan, banyak-banyaklah minum. Terutama minum minuman kesehatan yang bisa mengganti ion tubuh. Tapi kalau sudah tidak bisa minum lagi, ya apa boleh buat, harus diinfus!” katanya.

Artinya, jika kita tahu aktivitas kita tinggi, maka mencegah dehidrasi lebih baik daripada tiba-tiba kita lemas akibat kekurangan cairan. Membawa minuman air putih sebagai persiapan juga disarankan.